Sebelum UKK pasti banyak banget tugas dong ya ? bener gak tuh ka ?
karena itu dikesempatan kali ini aku mau ngshare LAPORAN HASIL PENGOMPOSAN DAUN KERING . semoga bermanfaat ya kak . semoga UKKnya sukses amin :)
LAPORAN HASIL PENGOMPOSAN DAUN KERING
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan kekuatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan pembuatan kompos daun kering ini dengan penuh semangat.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi,
dan doa dalam menyelesaikan Laporan ini terutama kepada ibu guru kami Atit Rohmayati S.pd
selaku guru mata pelajaran IPA .
Kami juga menyadari akan adanya keterbatasan didalam laporan ini.
Namun kami berharap kiranya dapat diambil manfaatnya karena segala sesuatu
yang tertulis didalam laporan ini merupakan pengalaman lapangan.
Demi untuk memperbaiki penulisan ini kami berharap dan lapang dada
untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih,
semoga Laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan kekuatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan pembuatan kompos daun kering ini dengan penuh semangat.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi,
dan doa dalam menyelesaikan Laporan ini terutama kepada ibu guru kami Atit Rohmayati S.pd
selaku guru mata pelajaran IPA .
Kami juga menyadari akan adanya keterbatasan didalam laporan ini.
Namun kami berharap kiranya dapat diambil manfaatnya karena segala sesuatu
yang tertulis didalam laporan ini merupakan pengalaman lapangan.
Demi untuk memperbaiki penulisan ini kami berharap dan lapang dada
untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih,
semoga Laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Tujuan
Tujuan pratikum pembuatan kompos daun kering yaitu :
• Untuk mengajarkan kita cara membuat kompos dengan bahan yang mudah didapat
• Untuk memberikan inspirasi bahwa daun kering yang bisanya menjadi sampah dapat dimanfaatkan sebagai kompos
• Untuk menyadarkan bahwa penggunaan kompos dapat dilakukan dengan kompos alami yang lebih ekonomis dan hasil yang jauh lebih baik daripada kompos kimiawi
• Untuk lebih tahu cara menyuburkan tanah
1.2 Dasar Teori
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara.
Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
1.3 Alat dan Bahan
1. Daun kering
2. Aktivator (EM4)
3. Ember
4. Plastik
5. Tali
Bab 2
Langkah – Langkah kerja
1. Pengumpulan bahan
Pada tahap ini semua bahan yang akan dijadikan kompos dikumpulkan, baik daun kering, maupun aktivator .
2. Pencacahan bahan
Bahan yang dicacah yaitu daun kering, ini bertujuan untuk mempercepat proses penguraian saat nanti tercampur dengan aktivator
3. Pencampuran bahan / pemrosesan
• Bahan yang telah dicacah tadi kemudian disemprot rata dengan larutan EM4 untuk membantu mempercepat proses pengomposan, diatur kelembabannya. Setelah itu aduk secara merata.
• Bahan yang telah tercampur kemudian dimasukkan dalam plastik hitam untuk pengomposannya. Plastik diikat rapat agar tidak ada mikroorganisme maupun makroorganisme dari luar yang masuk ke dalam bahan kompos. Kompos diletakkan pada tempat yang teduh terlindung dari cahaya matahari langsung dan hujan.
4. Pematangan
Setelah pengomposan berjalan 14 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan. Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 30 hari.
5. Pengayakan, pengemasan, dan pelabelan
Kompos yang sudah matang sebaiknya diayak untuk memisahkan kompos yang halus dan membuang bahan yang mengotori sepertibatang daun kering.
6. Uji perkecamahan / uji kualitas kompos jadi
Kompos yang telah jadi diuji cobakan untuk mengetahui dengan cara
• Sediakan 2 media yaitu tanah tanpa kompos sebagai kontrol dan tanah yang akan dicampur dengan kompos matang
• Sediakan pula tanaman yang akan menjadi uji coba kompos matang tersebut
• Kemudian tanaman tersebut ditanamkan pada media yang sudah diberi kompos matang dan yang tidak diberi kompos
Bab 3
Hasil
Kegiatan yang sudah dilakukan dari awal sampai akhir dapat memberikan kami hasil yang ukup memuaskan .
Dapat disimpulkan dengan perbandingan dibawah :
Tanaman yang diberikan kompos
1. Tanah menjadi lebih subur
2. Tanaman yang ditanam dengan dicampuri kompos terlihat lebih subur, kebal terhadap serangan hama, tahan layu dan pertumbuhannya jauh lebih cepat
3. Selain itu, tanaman tersebut cepat berbunga
4. Bunga yang dihasilkannya terlihat lebih indah, wangi, dan tidak mudah layu ketika sudah dipetik .
Tanaman yang tidak diberikan kompos
1. Tanah tidak subur, mudah kering
2. Tanaman yang ditanam terlihat kering, mudah terserang hama, mudah layu dan pertumbuhannya lambat
3. Tanaman tersebut berbunga dengan waktu yang cukup lama
Kesimpulan
1. Kompos merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
2. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya, sisa-sisa pertanian seperti hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum), daun kering, jerami padi, sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
3. Kompos yang telah matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi coklat kehitaman menyerupai tanah, tidak berbau, teksturnya menyerupai tanah (remah), suhu pupuk mendekati suhu ruang dari kenaikan suhu yang terjadi sebelumnya dan kelembaban kompos matang sekitar 30 %.
4. Tanaman yang di uji cobakan membuktikan bahwa tanaman yang diberikan kompos matang menghasilkan mutu yang jauh lebih baik dari tanaman yang tidak diberikan kompos tersebut
Dokumentasi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Tujuan
1.2 Dasar Teori
1.3 Alat dan Bahan
Bab 2 Langkah Kerja
Bab 3 Hasil
Kesimpulan
Dokumantasi
Daftar Pustaka
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Tujuan
Tujuan pratikum pembuatan kompos daun kering yaitu :
• Untuk mengajarkan kita cara membuat kompos dengan bahan yang mudah didapat
• Untuk memberikan inspirasi bahwa daun kering yang bisanya menjadi sampah dapat dimanfaatkan sebagai kompos
• Untuk menyadarkan bahwa penggunaan kompos dapat dilakukan dengan kompos alami yang lebih ekonomis dan hasil yang jauh lebih baik daripada kompos kimiawi
• Untuk lebih tahu cara menyuburkan tanah
1.2 Dasar Teori
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara.
Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
1.3 Alat dan Bahan
1. Daun kering
2. Aktivator (EM4)
3. Ember
4. Plastik
5. Tali
Bab 2
Langkah – Langkah kerja
1. Pengumpulan bahan
Pada tahap ini semua bahan yang akan dijadikan kompos dikumpulkan, baik daun kering, maupun aktivator .
2. Pencacahan bahan
Bahan yang dicacah yaitu daun kering, ini bertujuan untuk mempercepat proses penguraian saat nanti tercampur dengan aktivator
3. Pencampuran bahan / pemrosesan
• Bahan yang telah dicacah tadi kemudian disemprot rata dengan larutan EM4 untuk membantu mempercepat proses pengomposan, diatur kelembabannya. Setelah itu aduk secara merata.
• Bahan yang telah tercampur kemudian dimasukkan dalam plastik hitam untuk pengomposannya. Plastik diikat rapat agar tidak ada mikroorganisme maupun makroorganisme dari luar yang masuk ke dalam bahan kompos. Kompos diletakkan pada tempat yang teduh terlindung dari cahaya matahari langsung dan hujan.
4. Pematangan
Setelah pengomposan berjalan 14 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan. Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 30 hari.
5. Pengayakan, pengemasan, dan pelabelan
Kompos yang sudah matang sebaiknya diayak untuk memisahkan kompos yang halus dan membuang bahan yang mengotori sepertibatang daun kering.
6. Uji perkecamahan / uji kualitas kompos jadi
Kompos yang telah jadi diuji cobakan untuk mengetahui dengan cara
• Sediakan 2 media yaitu tanah tanpa kompos sebagai kontrol dan tanah yang akan dicampur dengan kompos matang
• Sediakan pula tanaman yang akan menjadi uji coba kompos matang tersebut
• Kemudian tanaman tersebut ditanamkan pada media yang sudah diberi kompos matang dan yang tidak diberi kompos
Bab 3
Hasil
Kegiatan yang sudah dilakukan dari awal sampai akhir dapat memberikan kami hasil yang ukup memuaskan .
Dapat disimpulkan dengan perbandingan dibawah :
Tanaman yang diberikan kompos
1. Tanah menjadi lebih subur
2. Tanaman yang ditanam dengan dicampuri kompos terlihat lebih subur, kebal terhadap serangan hama, tahan layu dan pertumbuhannya jauh lebih cepat
3. Selain itu, tanaman tersebut cepat berbunga
4. Bunga yang dihasilkannya terlihat lebih indah, wangi, dan tidak mudah layu ketika sudah dipetik .
Tanaman yang tidak diberikan kompos
1. Tanah tidak subur, mudah kering
2. Tanaman yang ditanam terlihat kering, mudah terserang hama, mudah layu dan pertumbuhannya lambat
3. Tanaman tersebut berbunga dengan waktu yang cukup lama
Kesimpulan
1. Kompos merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
2. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya, sisa-sisa pertanian seperti hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum), daun kering, jerami padi, sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
3. Kompos yang telah matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi coklat kehitaman menyerupai tanah, tidak berbau, teksturnya menyerupai tanah (remah), suhu pupuk mendekati suhu ruang dari kenaikan suhu yang terjadi sebelumnya dan kelembaban kompos matang sekitar 30 %.
4. Tanaman yang di uji cobakan membuktikan bahwa tanaman yang diberikan kompos matang menghasilkan mutu yang jauh lebih baik dari tanaman yang tidak diberikan kompos tersebut
Dokumentasi
Tanaman yang diberikan pupuk
Tanaman yang tidak diberi pupuk